This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Saturday, November 17, 2018

SEL DAN JARINGAN SERTA DASAR TERJADINYA KELAINAN DAN PRINSIP TERAPINYA


1. Pengertian Sel
Sel adalah unit dasar dari semua kehidupan, yang merupakan susunan paling sederhana yang menunjukkan semua sifat-sifat kehidupan paling sederhana yang menunjukkan sifat-sifat kehidupan, termasuk pengaturan, metabolisme, respon, homeostasis, pertumbuhan dan reproduksi.
Makhluk hidup tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan Protozoa, atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya.

2. Fungsi Sel
Fungsi sel dalam organisme sangat beragam. Beberapa fungsinya adalah:
a.       Diferensiasi
Setelah beberapa kali pembiakan sel, timbul diferensiasi, yaitu perbedaan bentuk dan fungsi. Sel- sel tertentu mempunyai bentuk dan fungsi tertentu pula yang berbeda dar sel lainnya.
b.      Pertahanan
Fungsi pertahanan tubuh dilakukan oleh beberapa sistem untuk memberikan kekebalan, yaitu untuk menangkal masuknya mikro-organisme dan penyebaran sel-sel kanker dan berperan dalam pertahanan imunitas.
c.       Reproduksi
Fungsi reproduksi hanya terdapat pada organ genetalia. Pada laki-laki, terdapat pada testis dan duktus epidedimis, prostase, urethra. Pada wanita, terdapat pada ovarium, tuba faloppi, uretus, dan vagina.


d.      Pemasok
Fungsi ini dikerjakan oleh sistem organ pencernaan, yaitu untuk pasokan nutrisi, air, mineral, dan vitamin. Serta sistem organ pernapasan, yaitu untuk pasokan oksigen (O2) dan pengeluaran karbon dioksida (CO2).
e.       Reparasi
Setiap saat sel yang terdapat pada tubuh manusia ada yang rusak dan harus diperbaiki agar fungsi-fungsi tubuh tetap berjalan normal.
f.       Transportasi
Fungsi transportasi berguna untuk keperluan hidup sel di jaringan atau organ, dan transportasi sampah dari sel atau organ sekresi yang dikerjakan oleh sistem sirkulasi, yaitu jantung, pembuluh darah, atau limfe. Organ sekresi yang penting adalah ginjal, hati, paru-paru, dan kulit.

3. Struktur Sel dan Fungsinya
Pada dasarnya, sel terbagi atas dua jenis, yaitu :
a.       Sel prokariotik
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Menurut etimiologi, prokariotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu pro = sebelum, dan karyon = kernel atau juga disebut nukleus. Hanya ditemukan di dalam bakteri. Sel-sel ini berukuran kecil (panjang 1-5 μm), dengan dinding sel di luar plasmalema, dan tidak dilengkapi selaput inti yang memisahkan materi genetik (DNA) dari unsur sel lainnya. Selain itu, sel prokariotik tidak mempunyai histon (protein basa spesifik) yang terikat pada DNA yang umumnya tidak memiliki organel bermembran.
b.      Sel eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki selaput inti. Menurut etimiologi, eukariotik berasal dari bahasa Yunani, yaitu eu= sebenarnya, dan karyon = kernel atau disebut juga nukleus. Berukuran lebih besar dengan inti yang jelas yang diliputi selaput inti. Terdapat banyak organel berlapis membran di dalam sitoplasma. Sel eukariotik terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1)      Membran sel
2)      Sitoplasma
3)      Inti sel
Selanjutnya kita akan membahas struktur dalam sel eukariotik.
a.       Membran sel
Membran plasma memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membran plasma tersusun dari molekul-molekul lipid (lemak), protein, dan sedikit karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri. Bersifat dinamis karena mempunya struktur seperti fluida (zat cair) sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak. Dan juga bersifat asimetris karena komposisi protein dan lipid sisi luar dan dalam membran sel tidak sama. Molekul-molekul tesebut menyusun matriks lapisan fosfolipid rangkap yang disisipi oleh protein membran. Di dalam memban plasma terdapat fosfolipid yang terdiri dari bagian kepala dan ekor. Sisi kepala merupakan sisi hidrofilik yang menghadap keluar membran sel, dan sisi ekor merupakan sisi hidrofibik yang bersembunyi di dalam membran sel.
Fungsi membran plasma yaitu :
1)      Reseptor untuk menerima pesan dari sel lain
2)      Pemberi tanda ata antigen yang menjadi identitas jenis sel
3)      Komunikasi sel
b.      Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian dalam sel yang cair, sedangkan bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu dinamakan organel. Penyusun utama sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup. Organel tersebut antara lain :
1)      Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. RE terbagi menjadi dua jenis, yaitu RE Granuler (kasar) dan RE Agranuler (lembut). RE berfungsi sebagai tempat utama sinesis produk sel dan juga berperan dalam transpor dan penyimpanannya.
2)      Ribosom
Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam berdiameter 22 nm, yang tersusun dari RNA ribosomal. Ribosom ditemkan sebagai granula individual atau dalam kelompok disebut “poliribosom”. Ribosom bisa bebas berada dalam sitoplasma atau melekat pada membran retikulum endoplasma. Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein.
3)      Mitokondria
Mitokondria tampak seperti batang atau filamen yang bergerak konstan dalam sebuah sel hidup. Setiap mitokondria terdiri dari membran terluar hlus dan membran terdalam yang membentuk lipatan yang disebut krista. Krista menonjol menyerupai rak ke dalam mitokondria dan menamba bidang permukaan membran bagian dalam. Ruang antara krista dipenuhi matriks yang berisi protein, DNA, RNA, dan ribosom. Mitokondria berfungsi sebagai pembangkit tenaga sel karena fungsinya memproduksi energi dalam bentuk ATP.

4)      Lisosom
Lisosom adalah vesikel kecil yang terikat membran, mengandung hampir 50 jenis enzim hidrolitik yang mampu menguraikan hampir semua jenis mikromolekul. Lisosom berfungsi sebagai pencernaan intraseluler dan berperan dalam pertumbuhan dan perbaiakn seluler normal dengan cara memindahkan komponen seluler yang sudah rusak atau berlebihan.
5)      Badan Golgi
Badan golgi mengandung 6-7 kantong datar yang terikat membran atau sisterna, masing-masing membentuk agak melekuk. Kantong tersebut tersusun seperti mangkuk terbalik. Permukaan konveks menghadap ke retikulum endoplasma dan nukleus. Permukaan konkaf menghadap ke permukaan eksternal sel.
6)      Sentrosom
Pada sel yang tidak membelah, dua sentriol berada di dekat nukleus dan apparatus golgi di sebuah bidang khusus yang disebut sentrosom. Dua anggota pasangan sentriol, yang satu sama lain tersusun perpendicular, disebut diplosom. Dinding setiap sentriol mengandung sembilan susunan mikrotunulus, yang masing-masing terdiri dari tiga sub unityang disebut triplet. Sentrosom berfungsi dalam pembelahan sel. Bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan miosis.
7)      Mikrotubulus
Mikrotubulus merupakan pipa berongga panjang 20-25 nm, tersebar dalam sitoplasma dan semua sel dan tersusun dari molekul tubulin protein. Mikrotubulus berfungsi mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka se.
8)      Mikrofilamen
Mikrofilamen serupa dengan mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin. Mikrofilamen berfungsi dalam pergerakan sel.
9)      Peroksisom
Peroksisom ukurannya sama seperti lisosom. Organel in senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase. Peroksisom berfungsi untuk melindungi sel dari pengaruh hidrogen peroksida yang merusak dan juga berperan dalam metabolisme lipid.
c.       Inti sel (nukelus)
Inti sel (nukleus) mengandung sketsa untuk smeua struktur dan aktivitas sel, yang dikode di DNA kromosom. Inti sel juga mengandung perangkap molekular untuk mereplikasi DNA-nya dan untuk mensintesis dan memproses tiga jenis RNA, yaitu ribosom (rRNA), messenger, dan transfer.
Nukleus tampak seperti struktur bulat atau memanjang, biasanya di bagian pusat sel. Komponen utamanya adalah selaput inti, kromatin, nukleolus, dan matriks inti.
Bagian-bagian yang terdapat dalam nukleus yaitu :
1)      Selaput inti
Dengan mikroskop elektron, tampak bahwa inti sel dikelilingi oleh 2 unit membran paralel, yang dipisahkan oleh celat sempit (40-70 nm) yang disebut siserna perinuklear. Bersama-sama, pasangan membran serta celah diantaranya membentuk selaput inti. Dekat dengan membran dalam selaput inti, terdapat suatu struktur protein yang disebut lamina fibrosa. Di tempat penggabungan membran luar dan dalam terdapat celah-celah yaitu pori-pori inti yang membentuk jalur terkendali di antara sitoplasma dan inti.
2)      Kromatin
Berdasarkan derajat kondensasi kromosom, ada dua jenis kromatin, yaitu heterokromatin dan eukromatin. Kromatin terdiri atas pilihan untai DNA yang terikat pada protein basa (histon) susunan kromatin disebut sebagai untaian matrik.
3)      Nukleolus
Nukleolus adalah struktur bulat, berdiameter sampai 1 mm, yang kaya akan rRNA dan protein. Nukleolus terdiri atas tiga unsur berbeda, yaitu DNA pengatur nukleolus, parsfibrosa, dan parsgranulosa.
4)      Matriks inti
Matriks inti adalah komponen yang mengisi ruang di antara kromatin dan nukleoli di dalam inti. Matriks ini terutama terdiri atas protein (beberapa diantaranya memiliki aktivitas enzim), metabolik, dan ion. Bila asam nukleat dan komponen terlarutnya diangkat, struktur fibrilarnya masih tetap ada, yang membentuk kerangka inti. Lamina fibrosa selaput inti adalah bagian dari matriks inti. Kerangka ini agaknya membantu pembentukanbasa protein, tempat untai DNA terikat.
Nukleus berfungsi untuk keseluruhan aktivitas seluler dan mengandung material genetik sel yang mengkode informasi untuk mengontrol sintesi protein dan reproduksi sel.

4. Siklus dan Reproduksi Sel
Secara umum setiap sel mempunyai dua periode dalam siklus selnya yaitu periode interfase dan periode pembelahan. Siklus ini diulang pada setiap generasi sel, tetapi lamanya siklus sangat bervariasi pada jenis sel yang berbeda. Beberapa ada yang memiliki siklus yang pendek dengan seringnya pembelahan yang terjadi, sebagian lainnya memiliki siklus yang panjang atau bahkan mengalami interfase sepanjang kehidupan organisme.
Selama pembelahan sel, inti mengalami serangkaian perubahan yang komplek, namun teratur dan tetap. Beberapa hal sangat terlihat jelas pada saat pembelahan, diantaranya yaitu menghilangnya anak inti dan pembungkus inti, unsur kromatin memadat membentuk kromosom. Kromosom selalu berada di dalam inti. Namun selama periode interfase umumnya kromosom tidak terlihat karena terletak tersebar dan komponen makromolekulnya terdistribusi longgar di dalam molekul inti
Seperti telah disebutkan di atas bahwa secara umum periode sel terdiri dari dua periode yaitu periode interfase (istirahat/senggang) dan periode pembelahan. Di sini periode interfase terbagi atas periode G dan S. G berasal dari kata gap (senggang) dan S berasal dari kata synthesis.

Periode G1 adalah periode sel aktif mansintesa ARN dan protein. Inti dan sitoplasma membesar. Lamanya 30-40% dari waktu daur. Sel bersiap untuk mitosis. Periode S adalah periode aktif mensintesa AND anak yang disebut replikasi. Lamanya juga 30-40% dari waktu satu daur. Pada akhitnya terjadi penggandaan kromatin. Periode G2 adalah persiapan sitoplasma untuk membelah, lamanya 10-20% dari waktu daur. G2 segera disusul dengan pembelahan sesungguhnya (M= mitosis).
a.       Periode G1 (Gap 1) - Waktu senggang
Periode sel sedang aktif mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (transisi) serta membentuk sitoplasma baru, yang nantinya merupakan bahan untuk membina sel anak. Peristiwa ini mendorong inti dan sitoplasma membesar. Lama G1 30-40% dari waktu daur.
b.      Periode S (sintesa)
Merupakan masa aktif mensintesa ADN (replikasi). Dengan replikasi terbentuk bahan genetic baru yang persis sama susunan AND-nya dengan yang lama. Dengan demikian sel anak mengandung bahan genetis yang sama dengan sel induk.
c.       Periode G2
Merupakan masa persiapan sitoplasma untuk membelah dan merampungkan bahan yang disintesa pada periode G1. Nucleus masih nyata dibungkus membran inti mengandung satu atau lebih nucleoli. Dua sentrosom (pusat organisasi mikrotubul) muncul di luar inti, terbentuk selama awal interfase melalui proses replikasi dari sentrosom tunggal (pada sel hewan setiap sentrosom mempunyai ciri terdiri atas sepasang sentriol). Mikrotubul meluas dari sentrosom dalam susunan radial dinamakan aster (stars = bintang). Kromosom telah menduplikasi (selama fase S) tetapi dalam keadaan ini tidak dapat dibedakan sendiri-sendiri, karena masih dalam bentuk serabut kromatin yang terkemas longgar. Pada periode ini semua bahan sitoplasma dan organel menjadi rangkap dua. Lamanya 10-20% dari waktu daur. Periode ini segera disusul oleh pembelahan (mitosis).
Proses reproduksi merupakan proses duplikasi dari dan pembelahan komponen genetic yang sama. Dalam hal ini yang dimaksud komponen genetiknya adalah gen dan DNA, sehinnga diperoleh sel baru yang struktur dan program genetiknya sama. Reproduksi sel dibagi menjadi dua yaitu reproduksi secara seksual dan reproduksi secara aseksual. Reproduksi secara aseksual meliputi pembelahan secara mitosis dan pembelahan secara meiosis.
a.       Pembelahan Mitosis
Pembelahan mitosis berlangsung melalui 4 fase, yaitu :
1)      Profase
Hal-hal yang terjadi pada profase adalah :
a)      Nukleolus tidak lagi dapat di indera
b)      Benang-benang kromatin menebal dan disebut dengan kromatid. Ada sepasang kromatid yang saling berlekatan yang disebut dengan sentromer.
c)      Di kutub-kutub tersebut pada sentriol, mikrotubuli yang mengatur diri, sehingga bentuknya menyerupai suatu pancaran bintang dan itu disebut aster.
d)     Membrane nukleus tidak dapat lagi di indera.
e)      Spindle menuju ke tengah.
2)      Metaphase
Pada metaphase, semua kromatid mengatur diri pada suatu bidang, yang disebut equator.
3)      Anaphase
Hal-hal yang terjadi pada anaphase adalah :
a)      Pada fase ini kedua kromatid berpisah.
b)      Benang-benang kumparan yang tadinya berasal dari kutub mengatur diri.
c)      Kemudian kromatid berpisah menuju ke kutub-kutub yang letaknya bertentangan.
4)      Telofase
Hal-hal yang terjadi pada telofase adalah :
a)      Pada setiap kutub telah dijumpai adanya satu set kromosom.
b)      Selubung nukleolus telah terlihat kembali menyelubungi nukleus sel anakan.
c)      Nukleoli dapat di indera kembali.
d)     Kromosom tidak dapat lagi di indera.

b.      Pembelahan meiosis
Pembelahan meiosis adalah suatu peristiwa reproduksi sel yang menghasilkan sel-sel anak berupa sel-sel haploid. Skema pembelahan sel secara meiosis :
meiosis_1
1)      Meosis I
a)      Interfase 1
Pada fase ini terjadi peristiwa replikasi kromosom. Setiap kromosom membentuk kromatid kembar yang melekat pada sentromer.
b)      Profase 1
Lama profase adalah 90% dari seluruh waktu yang digunakan untuk pembelahan sel secara miosis. Berbeda dengan pembelahan mitosis,maka dalam profase ini kromosom homolog melekat satu sama lain. Terjadi saling tukar menukar gen antar kromatid yang saling menempel. Proses di atas terjadi melalui pindah silang, yang terlihat sebagai bangunan berbentuk X, dan disebut kiasma. Kromosom homolog tetap berikatan dan selanjutnya menuju ke dataran metafase.
c)      Metafase 1
Kromosom yang homolog mengatur diri di dataran metafase. Sentromer diatur mengarah ke kutub-kutub sel yang bertentangan letaknya.
d)     Anafase 1
Kromosom homolog berpisah dan menuju ke kutub-kutub yang letaknya berlawanan. 
e)      Telofase 1
Di sekitar kutub dijumpai kromosom haploid. Peristiwa meiosis 1 selesai dengan terbentuknya kembali nukleus pada calon sel anakan, sehingga dengan demikian maka sel anakan tersebut sebenarnya mengandung kromosom haploid.
2)      Meiosis II
Miosis II berlangsung dengan urutan seperti pada meiosis I, hanya saja tidak terjadi replikasi substansi genetik. Setelah kromosom mengatur diri pada dataran metafase (pada metafase II), maka selanjutnya kromatid yang membentuk kromosom memisahkan diri dan menuju kutub-kutub yang letaknya berlawanan. Dengan demikian pada akhir telofase II, yang kemudian diikuti sitokinesis sel anakan seluruhnya berjumlah empat, dan masing-masing sel anak adalah haploid.

2.5 Cairan Intra dan Ekstra Sel
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu ruang intra seluler (cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3 cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat pada massa otot skeletal.
Kompartemen cairan ekstra sel lebih jelas dibagi menjadi ruang:
a.       Intra vascular (cairan dalam pembuluh darah), mengandung plasma.
b.      Ruang interstitial, mengandung cairan yang mengelilingi sel. Contohnya limfe.
c.       Ruang muskuler, merupakan bagian terkecil dari cairan ekstra seluler dan mengandung kurang lebih 1 liter cairan setiap waktu.

6. Transpor Sel
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Transport Passif dan Aktif
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energi sedangkan transport aktif memerlukan energi. Yang termasuk transport pasif adalah :
a.       Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
1)      Difusi
Adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara
2)      Osmosis
Adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
3)      Difusi Terfasilitas
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum. Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal. Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.
b.      Transpor aktif
Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange).
1)      Transpor aktif primer
Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, Ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.
2)      Transport sekunder co-transport
Pada transport sekunder co-transport, glukosa atau asam amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co-transport
3)      Transport sekunder counter-transport
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.

7. Komunikasi Antar Sel
Molekul sinyal ekstraseluler berikatan dengan reseptor yang spesifik. Sebagai contoh, budding pada khamir Saccharomyces cerevisiae. Sel-sel khamir berkomunikasi dengan sel lainnya untuk perkawinan dengan mensekresikan beberapa macam peptida kecil. Molekul sinyal ekstraseluler dapat bertindak pada jarak yang dekat ataupun jauh.
Ada empat tipe sinyal, yaitu :
a.       Paracrine signaling, bergantung pada sinyal-sinyal yang dikeluarkan ke dalam ruang ekstraseluler dan menyebabkan terjadinya suatu proses secara lokal atas sel-sel tetangga. Pada tipe sinyal ini, molekul-molekul sinyal disekresikan, molekul sinyal yang disekresikan mungkin dibawa jauh untuk bertindak berdasarkan target yang jauh, atau mungkin bertindak sebagai perantara lokal yang hanya mempengaruhi sel-sel dalam lingkungan yang dekat dari pemberian isyarat sel.
b.      Synaptic signaling, dilakukan dengan neuron yang meneruskan sinyal-sinyal secara elektrik sepanjang akson dan melepaskan neurotransmitter di sinapsis, yang seringkali berlokasi jauh sekali dari sel. Sel saraf (neuron) dimana khususnya menyampaikan proses-proses panjang (akson) memungkinkan sel saraf untuk kontak dengan sel target yang letaknya jauh sekali. Ketika diaktivasi oleh sinyal-sinyal dari lingkungan atau dari sel-sel saraf lainnya, neuron mengirimkan impuls elektrik secara cepat di sepanjang akson; ketika impuls mencapai ujung akson, hal ini menyebabkan ujung saraf mensekresikan sinyal kimiawi yang disebut neurotransmitter. Sinyal ini disekresikan ke cell junctions khusus yang disebut chemical synapses. Synaptic signaling lebih tepat daripada endocrine signaling dalam hal waktu dan tempat.
c.       Endocrine signaling, bergantung pada sel-sel endokrin, yang memsekresikan hormon ke aliran darah yang lalu didistribusikan secara luas di sepanjang tubuh. Sel-sel endokrin mensekresikan molekul-molekul sinyal yang disebut hormon ke aliran darah yang membawa sinyal ke sel target yang didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh.
d.      Autocrine signaling, tipe ini dapat mengkoordinasi keputusan dengan grup-grup sel serupa. Pada autocrine signaling, sel mensekresikan molekul sinyal yang dapat berikatan kembali dengan reseptornya sendiri. Autocrine signaling merupakan tipe paling efektif ketika dilakukan secara serempak dengan sel-sel tetangga yang tipenya sama. Autocrine signaling dianggap menjadi suatu mekanisme yang mungkin mendasari "efek komunitas" yang diamati pada perkembangan awal, selama grup sel-sel serupa dapat menanggapi sinyal yang menginduksi diferensiasi tapi tidak dapat pada sel tunggal bertipe sama yang terisolir. Sel kanker seringkali menggunakan autocrine signaling untuk mengatasi kontrol normal pada perkembangbiakan dan kelangsungan hidup sel.
Ada 2 tipe reseptor yaitu reseptor intraseluler dan reseptor permukaan sel. Reseptor intraseluler ada yang lambat (mengubah ekspresi gen) dan cepat (mengubah fungsi protein). Contoh reseptor intraseluler yang cepat adalah sinyal gas nitrat oksida yang berikatan secara langsung dengan enzim dibagian dalam sel target.
Tiga tahap proses cell signaling, yaitu:
a.       Reception, agak mirip dengan pengenalan enzim dengan substratnya (kompleks enzim-substrat), sama dengan hipotesis kunci dan gembok dari pengenalan enzim dan substrat. Molekul ligan (biasanya larut dalam air) dikenal oleh hanya satu protein reseptor yang berikatan dengan membran sel.
b.      Transduksi, menimbulkan perubahan konformasi pada reseptor. Perubahan konformasi ini menyebabkan reseptor berinteraksi dengan molekul intraseluler lainnya. Transduksi mungkin menyebabkan banyak perubahan konformasi/struktural pada protein seluler lainnya. Enzim yang tidak aktif menjadi aktif;
c.       Respon, biasanya aktivitas seluler, sebagai katalisis enzim atau penyusunan kembali sitoskeleton atau aktivitas gen yang spesifik.


8. Respon Sel Terhadap Perubahan Lingkungan
Sel normal menjalankan fungsi metabolisme dan mempunyai struktur yang di kendalikan oleh program genetik yang di kandungnya, di dukung juga dengan ketersediaan substrat – substrat metabolik. Sel dapat mengatasi permintaan fisiologis tubuh, menjaga keseimbangan tubuh yang disebut homeostasis. Respon adaptasi sel dapat berupa peningkatan jumlah sel, disebut hiperflasi, atau membesarnya ukuran sel di sebut hipertropi. Jika stimuli yang terjadi melebihi kemampuan sel melakukan respon adaptasi, sebagai contoh ketika sel terpapar oleh injurous agent atau stress maka sel akan terluka (injury cell).
Penyebab Injury Cell:
a.       Kehilangan oksigen
b.      Agen fisik
c.       Agen kimia dan obat
d.      Agen infeksi
e.       Reaksi imunologik
f.       Kekacauan genetik
g.      Ketidakseimbangan nutrisi
Kematian sel adalah  hasil akhir luka pada sel merupakan hal terpenting dari suatu evolusi penyakit pada jsringan atau organ. Ada dua bentuk kematian sel:
a.       Necrosis, adalah tipe kematian sel yang terjadi setelah proses injuri atau stress abnormal seperti Iskemia, dan selalu patologik.
b.      Apoptosis, terjadi ketika sel mati melalui aktivasi dari program ”bunuh diri” dalam tubuh untuk menghilangkan sel yang tidak di inginkan selama proses embriogenesis atau fisiologis lainnya, seperti involusi jaringan karena menurunnya hormon.

9. Transduksi Sinyal
Sinyal tersebut dikenali oleh molekul protein yang ada di permukaan sel, protein ini dari jenis reseptor, protein pigmen, kanal ion, dan sebagainya. Sinyal senyawa kimia, berikatan dengan protein reseptor, sinyal cahaya dalam bentuk foton, menubruk pigmen dalam protein seperti rhodopsin, ion kalsium dan natrium, kemudian membuka protein kanal, dan sebagainya sehingga menimbulkan perubahan pada struktur lokal protein-protein tersebut pada bagian yang terdapat dalam sel. Setelah sinyal ditangkap dan informasinya masuk ke dalam sel, sinyal dihantarkannya ke pusat pemrosesan (CPU)-nya sel yaitu inti sel oleh berbagai jenis protein yang bekerja secara bertahap, lalu gen menerjemahkan rangsangan.
gambar_signaltransduction.jpg

10. Definisi Jaringan
Jaringan adalah kelompok sel yang serupa secara srtuktural (begitu pula denganproduk yang dihasilkan) yang mengalami spesialisasi untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

11. Jenis-jenis Jaringan
Ada empat jenis jaringan dasar yang ditemukan pada tubuh manusia, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Kami hanya akan membahas jaringan epitel.
Jaringan epitel adalah salah satu empat jaringan dasar. Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran. Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
1)      Sebagai pelindung
2)      Sebagai alat sekresi
3)      Sebagai alat penerima impuls
4)      Sebagai alat penyaring atau filtrasi
5)      Sebagai alat absorpsi
6)      Sebagai alat respirasi
Dalam rangka, fungsinya sebagai pelindung. Biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.
Jaringan epitel dapat diklasifikasikan sbb.
1)      Epitel selapis gepeng
2)      Epitel selapis kubus
3)      Epitel selapis silindris
4)      Epitel berlapis gepeng
5)      Epitel berlapis kubis
6)      Epitel berlapis silindris
7)      Epitel transisional
8)      Epitel bertingkat bersilia

12. Definisi Neoplasma
Neoplasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tidak terbatas, tidak berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh.
Dalam ilmu patologi anatomik, tumor identik dengan neoplasma. Sedangkan dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan. Pembengkapan ini dapat disebabkan baik oleh neoplasma, maupun oleh radang (rubor, kalor, dolor, tumor, fungsi yang merupakan tanda asal radang dari Celvus) atau pendarahan, dsb. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh neoplasma.

13. Sifat Neoplasma
Sifat dari neoplasma yaitu :
a.       Sifat pertumbuhan yang autonom, tidak mengenal koordinasi dan batas normal pertumbuhan. Umumnya mempunyai sifat pertumbuhan yang lebih cepat dan tidak homogen.
b.      Dapat bergerak amoeboid, yang berakibat mempunyai kemampuan untuk mengadakan infiltrasi ke jaringan sekitarnya dan metastase jauh.
c.       Tidak menjalankan fungsi normalnya, bahkan kadang-kadang menjalankan fungsi yang sangat berbeda (sindroma paraneoplastik).

14. Ciri-ciri Neoplasma
Ciri-ciri neoplasma yaitu :
a.       Pada sel neoplasma terjadi perubahan sifat, sehingga sebagian besar energi digunakan untuk berkembang biak.
b.      Sel neoplasma tampak seolah-olah intinya besar, tetapi bukan disebabkan oleh bertambah ukuran inti melainkan karena sitoplasma jumlahnya berkurang.
c.       Jumlah mitokondria berkurang drastis.
d.      Mendapat energi dari glikolisis anaerob, karena kemampuan sel untuk oksidasi sel yang berkurang.

15. Gambaran Mikroskopik
Gambaran mikroskopik dari neoplasma yaitu :
a.       Pertumbuhan dengan penekanan jaringan sekitar
b.      Berdiferensiasi buruk
c.       Menyerupai sel normal, mirip satu sama lain dan seragam
d.      Sedikit mitosis
e.       Nekrosis tidak biasa terjadi
f.       Tidak terjadi metastasis

16. Patogenesis
Ada beberapa teori yang menjelaskan patogenesis tumor, yaitu
a.       Perubahan genetik
Teori ini mengatakan bahwa pada suatu saat terjadi perubahan genetik yang irreversibel pada sel, sehingga terjadi sintesis protein yang lebih aktif dan ini digunakan lebih banyak untuk reproduksi daripada untuk bekerja. Sekali sel mulai berproliferasi aktif, maka terjadi perubahan-perubahan mutasi lebih lanjut. Mutasi sekunder kebanyakan letal, tetapi beberapa diantaranya berkembang ke arah pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih autonom.
b.      Feedback deletion
Semua sel mempunyai potensi genetik untuk berubah menjadi kanker, tetapi yang dalam keadaan normal terhambat. Pada sel tumor susunan pengatur menghilang, sehingga kemampuan untuk membelah tidak dihambat.
c.       Multicellular origin of cancer-field theory
Teori ini mengatakan bahwa neoplasma terbentuk dari beberapa sel yang berdekatan secara serentak dan bukan berasal dari satu sel. Neoplasma akan mulai pada tempat yang dipengaruhi karsinogen secara meksimal, tetapi respon neoplastik akan tumbuh di jaringan sekitarnya.

17. Definisi Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologi mikroskopik. Berasal dari bahasa Latin, yaitu bios artinya hidup dan opsi artinya tampilan.

18. Tujuan Biopsi
Adapun tujuan biopsi adalah
a.       Mengetahui morfologi tumor, yaitu :
1)      tipe histologik tumor
2)      subtipe tumor
3)      grading sel
b.      Radikalitas operasi
c.       Staging tumor
1)      Besar spesimen dan tumor dalam sentimeter
2)      Luas ekstensi tumor
3)      Bentuk tumor
4)      Modus regional
a)      banyak kelenjar limpa yang ditemukan
b)      banyak kelenjar limpa yang bermetastasis
c)      adanya invasi kapsuler
d)     metastasi ekstranodal

19. Definisi Farmakologi
Farmakologi adalah ilmu yang memepelajari penggunaan obat untuk menyembuhkan penayakit. Ini merupakan pelajaran utama untuk mahasiswa kedokteran. Untuk menggunakan obat secara rasional maka disamping menguasai farmakologi juga diperlukann pengetahuan patofisiologi penyakit. Farmakoterapi dalam arti luas mencakup semua tindakan penggunaan obat dalam menyembuhkan penyakit.

20. Jenis Farmakologi
a.       Farmakokinetik
Keseluruhan proses yang dialami molekul obat, mulai masuknya obat kedalam badan samapai hilangnya obat ini dari badan disebut proses farmakokinetik. Proses ini mencakup absorpsi, distribusi, biotrans-formasi, dan eksresi obat. Seluruh proses ini terjadi simultan dan bukan berurut.
1)      Absorpsi
Proses absorpsi sangat penting dan menentukan efek obat. Pada umumnya obat yang tidak di absorpsi tidak menimbulkan efek, kecuali antasid dan obat yang bekerja lokal. Absorpsi dipengaruhi oleh bermacam faktor seperti, sifat fisik dan kimia bahan obat, bentuk obat yang diberikan (tablet, kapsul, cairan), formulasi, cara pemberian, konsentrasi obat, luas permukaan kontak obat (absorbing surface) dan sirkulasi pada tempat absorpsi obat.
Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling lazim karena paling mudah, aman dan ekonomis. Kerugian cara ini ialah : obat dapat merangsang mukosa lambung dan dapat menimbulkan emesis (mual). Minofilin sering menimbulkan emesis karena merangsang mukosa lambung. Obat dapat mmbentuk kompleks dengan makanan sehingga lebih sukar diabsorpsi. Obat yang lewat sistem portal dapat mengalami biotransformasi sebelum memasuki sirkulasi ke berbagai organ. Pemberian oral membutuhkan koperasi pasien dan efeknya baru timbul setelah bebrapa waktu tergantung dari jenis obatnya.
2)      Distribusi
Obat setelah di absorpsi akan tersebar melaui sirkulasi darah keseluruh badan. Molekul obat yang mudah melintasi membrane sel akan mencapai semua cairan tubuh baik intrasel maupun ekstrasel ; sedang obat yang sulit menembus membrane sel penyebarannya umumnya terbatas pada cairan ekstrasel. Kadang-kadang beberapa obat mengalami kumulasi selektif pada beberapa organ dan jaringan (tissue depot) tertentu karena proses transport aktif, pengikatan dengan zat tertentu atau daya larut yang lebih besar dalam lemak. Kumulasi demikian berfungsi sebagai gudang dan dan dapat mengakibatkan obat berefek lebih lama, Bagian badan yang dapat berfungsi sebagai gudang obat (stoage depot) ialah protein plasma, umumnya albumin , jaringan ikat, dan jaringan lemak. Selalin itu ada tempat lain umpamanya tulang, organ tertentu, dan cairan trans-sel yang dapat berfungsi sebagai gudang untuk beberapa obat tertentu.
3)      Biotransformasi
Pada umumnya biotransformasi obat terjadi oleh enzim mikrosom di reticulum endoplasma sel hepar. Pada proses biotransformasi  molekul obat dapat berubah sifatnya antara lain menjadi lebih poler. Metabolit yang lebih poler ini tidak larut dalam lemak dan dengan dengan demikian lebih mudah dieksresi oleh ginjal .
Biotransformasi memegang peranan penting dalam mengakhiri efek obat. Karena proses ini dikatalisis oleh enzim maka proses ini dapat dihambat atau dirangsang dengan akibat pengaruh terhadap efek obat.
4)      Eksresi
Obat dapat dikeluarkan dari badan dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bantuk asalnya. Ekskresi umumnya terjadi melalui ginjal, tetapi juga terjadi bersama tinja, empedu melalui paru-paru, bersama air susu dan keringat. Eksresi melaui paru-paru terutama pada anastesia umum dengan anastesik terbang. Eksresi air susu ibu penting untuk diperhatikan karena dapat menimbulkan efek farmakologik atau efek toksik pada bayi.
b.      Farmakodinamik
Seperti telah diuraikan sebelumnya, farmakodinamik mempelajari cara kerja obat dan efeknya terhadap berbagai funsi oragan dan reaksi biokimia.
1)      Mekanisme Kerja Obat
Cara kerjanya pada taraf molekuler hingga kini belum diketahui dengan jelas. Mengapa suhu demam menurun? Mengapa ambang rasa nyeri meningkat? Ini pertanyaan-pertanyaan yang masih diselidiki dan sampai sekarang belum terjawab. Penelitian mengenai mekanisme kerja obat dewasa ini merupakan bagian yang sangat penting dalam farmakologi.
Reseptor obat ialah makromolekul yang bergabung dengan obat dan penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dalam suatu rangkaian reaksi yang pada akhirnya menimbulkan efek. Dengan menggambarkan bahwa semua obat harus bergabung dalam reptor dulU, berbagai dan efek seperti hubungan antara dosis dan efek, hubungan waktu dan efek lebih mudah dimengerti. Rseptor obat pada umumnya merupakan molekul enzim, atau komponen fungsional dari sel. Rseptor obat dapat terletak pada membrane sel, didalam sel atau ekstrasel.
2)      Efek Obat
Efek obat pada umumnya terlihat sebagai perubahan intensitas faal organ tertentu atau reaksi biokimianya. Karena efek obat adalah hal yang dapat diiobbserfasi maka obat digolongkan sesuai dengan efeknya.
Obat golongan farmakodinamik bekerja dengan mempengaruhi faal organ dan dalam hal ini pengaruhnya bersifat kuantiatif dan bukan kualitatif. Artinya fungsi organ diubah oleh obat dengan merangsangnya menjadi lebih aktif atau menjadikan kurang aktif.

21. Pengobatan Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat antikanker yang bertujuan membunuh sel-sel kanker, dengan cara pemberian melalui infus. Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah ditentukan. Seperti halnya pemberian infus pada penyakit lain seperti diare, penderita harus diberikan terapi di Rumah Sakit, dengan waktu pemberian beberapa jam. Setelah pemberian kemoterapi selesai, dan tidak ada keluhan, penderita dapat langsung pulang.
Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-sel sehat yang normal, terutama yang cepat membelah atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan mukosa usus, dan sumsum tulang. Jadi efek samping yang sering terjadi adalah rambut rontok, mual bahkan sampai muntah, sel-sel darah yang menurun terutama sel darah putih. Namun efek samping itu dapat dihindarkan dengan pemberian obat anti muntah yang kuat, pengawasan yang ketat. Setelah 2 -3 minggu pemberian kemoterapi biasanya sel-sel darah kembali normal.

22. Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
a.       Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.


b.      Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum/selama/sesudah pengobatan kemoterapi. Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
c.       Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
Bila diare, kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang. Bila susah BAB, perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan
d.      Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
e.       Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
f.       Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
g.      Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan: 
1)      Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
2)      Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
3)      Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
h.      Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
1)      Lebih sensitive terhadap matahari.
2)      Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.
  
DAFTAR PUSTAKA

Junqueira, L. Carlos dkk. 1997. Histologi Dasar: Edisi ke-8. Jakarta: EGC
Sherwood, Laurice. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC
Sudiono, Janti dkk. 2003. Ilmu Patologi. Jakarta: EGC
Suryani, Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: JICA
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010. Interaksi Sel dan Lingkungannya, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Interaksi_Sel_dan_Lingkungannya, diakses tanggal 2 Maret 2010)